Thursday 29 December 2011

Sadarilah (!)

Hey kamu! yaaap kamu. Kenapa perubahanmu menjadi sedrastis ini? Kamu berubah menjadi semakin dan semakin buruk sekarang. Apa yang salah dalam dirimu sehingga kamu berubah menjadi orang yang seperti ini sekarang?. Dalam ingatanku pertama kali berkenalan denganmu kamu adalah pribadi yang menyenangkan untuk diajak bicara, dan ramah. Tapi apa yang terjadi padamu sekarang? Kenapa sekarang setiap kata yang terucap darimu menjadi sebuah kata yang selalu membuat aku kesal padamu, kamu selalu berbicara dengan nada keras didepanku.


Dan satu hal yang sangat aku tidak suka adalah kenapa kamu tidak menciptakan sesuatu tentang dirimu sendiri?. Apa semua ini kebetulan? Tapi kalaupun ini hanya sebuah kebetulan kenapa begitu banyak kebetulan antara kita yang sama? dan kebetulan itu terjadi setelah aku melakukan atau berkata sesuatu kamu juga mengikutinya. Kenapa semuanya harus kamu ulangi lagi?. Mungkin ini hanya perasaanku saja, aku juga tidak mau men-judge kamu sebagai p*********. Dan kalaupun ini hanya perasaan burukku aku hanya ingin mengatakan padamu "menjadi diri sendiri, memiliki style sendiri itu lebih baik daripada kamu mengikuti orang lain sehebat apapun mereka". 


Kenapa kamu menjadi seburuk ini dimataku?. Sungguh sejak peristiwa di tempat itu dan sikapmu padaku di hari-hari berikutnya, aku merasa sangat malas berdekatan denganmu. Jangankan bicara denganmu aku melihat sikapmu yang seperti itu saja rasanya ingin membuang mukaku agar mood-ku tidak menjadi buruk dan berimbas ke orang lain yang ada di sekitarku. Aku sudah mencoba untuk berbuat baik padamu tapi kenapa kamu tidak juga menyadari sikapmu yang membuat hubungan ini hampir hancur seperti ini?. Peristiwa hari itu sungguh menyakiti hatiku ketika kamu mengatakan dengan nanda yang lantang dan kata-kata yang sepatutnya tidak kau ucapkan. Aku hanya berniat mengingatkanmu, jagalah bicaramu di tempat umum. Di tempat sesempit itu tidak perlu menggunakan nada suara yang lantangpun sudah bisa didengar. Berkacalah ketika kamu mengahdapi orang yang tidak biasa dan kamu merasa tidak nyaman, apa kamu tidak pernah berpikir akhir-akhir ini apa sikapmu juga biasa saja?. Kalau menurutku maaf, kamu tidak pernah biasa sejak kejadian di tempat itu. Entah hanya padaku saja atau orang lain juga merasakan ketidaknyamanan itu.


Sampai sekarang akupun masih bertanya-tanya, kenapa kamu harus membohongi dirimu sendiri dan orang lain?. Tapi, aku salut kamu sudah bisa merubahnya ketika aku mengingatkanmu, sadarkah kamu ketika aku berkata begitu aku sedang mengingatkanmu? who knows..... . Kamu sendiri yang menuai benihnya dan kamu juga sekarang yang merasakan buanya kan. Kamu berbuat sedemikian rupa, dan sekarang kamu ingin dibutuhkan? Ingin dianggap bisa? Salahmu sendiri bila kini mereka beralih pada orang lain, karena sikapmu yang dulu. Aku tau kamu bisa, aku tau kamu pintar dalam banyak hal tapi kenapa tampaknya terlalu sulit bagimu untuk membaginya pada orang lain?. 


Setiap ada yang berbicara kenapa kamu selalu memotong secara tiba-tiba dan sepertinya ingin mengambil alih pembicaraan yang bukan kamu yang memulainya. Tak apa jika ingin bergabung tapi sadarlah berikan kesempatan pada si pemulai bicara untuk berbicara juga, jangan kamu mengambil alih semuanya seakan-akan kamu jadi yang paling mengerti. Dan mengapa ketika kamu pada saat itu kami yang kamu anggap sebagai temanmu  *saat itu* kamu tidak pernah berterus terang pada kami tentang masalah itu?. Sudah untuk kedua kalinya dan ketika kami bertanya dengan pertanyaan yang sama jawabanmu yang dulu dan sekarang berbeda. Apakah ada yang salah dari kami? apakah kami berwajah orang yang tidak dapat dipercaya?. Setidaknya ketika kamu mau berterus terang kami bisa membantu apapun itu, seberapa berarti bantuan itu tak masalah kan? Paling tidak ada yang membantu berpikir tentang solusinya. Ketika kami mempercayaimu , kamu tidak percaya pada kami. Yaaa itu memang hakmu aku tau, tapi pikirkan sekali lagi apa dampak kedepannya jika kami tau yang sebenarnya tapi bukan dari mulutmu sendiri.


Maaf jika aku menyakiti hatimu dengan tulisanku ini. Tapi rasanya sudah tidak kuat lagi memendamnya, maafkan aku. Maafkan aku jika apa yang aku lakukan selama ini padamu membuatmu merasa tidak nyaman, tapi ketahuilah aku melakukan itu karena aku masih menganggap kamu sebagai temanku aku tidak mau kamu menjadi jelek di mata siapapun maka dari itu terkadang aku membentakmu untuk mengingatkanmu. Aku berharap tulisanku ini dapat menjadi kaca bagimu agar kamu tau bagaimana orang menilaimu dan kamu bisa merubah apa yang seharusnya dirubah. 

Maaf juga kalau sikapku saat ini membuatmu merasa tidak nyaman atau sakit hati, tapi aku adalah orang yang memiliki pandangan ketika seseorang melukaiku seberapa sakitnya itu, ketika orang itu masih mau berlaku baik dan merubah sifat buruknya aku akan berusaha melupakan rasa sakit itu, tapi sebaliknya jika tidak ada niatan baik aku juga sekalipun tidak akan bersikap baik , lebih baik aku diam saja di hadapan orang itu. Ketika kamu semakin menjauh dengan sikap yang tetap saja seperti itu , aku juga akan semakin menjauh karena aku tidak ingin menyakitimu lagi dengan perkataanku ketika aku benar-benar tidak suka, atau ketika aku sedang dalam keadaan emosi padamu.

Dan maaf , ketika aku sedang emosi atau dibuat badmood aku sering mengatakan secara lantang apa yang ada di pikiranku dan yang ingin aku katakan sebenarnya tanpa memperdulikan perasaan orang itu, maka dari itu jangan sekalipun ketika kamu tau hal itu akan membuatku marah dan saat aku sudah diam tidak menanggapi apa yang kamu katakan STOP jangan bicarakan hal itu lagi, karena aku tidak suka.

Ketahuilah sebenarnya ada rasa bersalah ketika aku membentakmu saat itu, tapi ketika sikapmu semakin seperti ini padaku rasa bersalahku itu semakin menghilang. Terserah, aku memang orang yang jahat, tapi ketika kamu menjadi teman yang sangat baik aku juga bisa menjadi sangat baik padamu.



maafkan aku.....
-ingatlah ketika kamu siap merubah semua sikap burukmu dan kamu ingin mengembalikan keadaan ini seperti semula, aku *mungkin kami* masih ada disini sampai kapanpun.......



4 comments:

  1. sabar :)
    setuju sama notemu yang kecil itu :)
    dan kalo masalah wajah yang gak bisa di percaya, aku ga yakin :) buktinya banyak temen yg nyimpen ato cerita ttg masalahnya ke kamu :)
    semangat ya kak tiyut :*

    ReplyDelete
  2. aku engga tau apa note kecil itu masih berjalan sekarang, tapi yang jelas aku udah, sory aja wes.
    percuma nganggep temen yang GAK MAU DIANGGEP

    ReplyDelete
  3. :) udah banyak cobaan rek anaknya ini....
    inget kata, cobaan itu seperti angin yang meniup pohon
    semakin tinggi semakin besar anginnya

    jadi semakin banyak cobaan, insyaallah derajatmu sudah semakin tinggi....

    kuat ya ndut...

    ReplyDelete
  4. iya baru aja udah pernah ada sidang-sidangan, udah begini juga,
    amin amin :) makasi ya sarannya tadi pak bos :)

    mbak ili tadi juga bilang sama kayak yang kamu bilang tadi pagi, dan dia sudah lebih sering menemukan yang seperti ini . aku sabaroo :)

    ReplyDelete